VENTILATOR

Tampilkan postingan dengan label VENTILATOR. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label VENTILATOR. Tampilkan semua postingan

Kamis, 01 September 2016

PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR

PENGERTIAN 

Perawatan pasien dengan alat bantu pernapasan yang bersifat mekanik

TUJUAN
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi

PROSEDUR
Persiapan Alat
·         Hypavix
·         Gunting
·         Satu set tubing ventilator steril
·         Set Intubasi
·         Resusitator manual ( ambu bag )
·         Sarung tangan
·         Stetoskop
·         Cuff Inflator
·         Set suction
·         Kateter suction no 14

Pelaksanaan :

  •  Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan
  •  Beritahu dan jelaskan ( bila pasien sadar ) tentang tindakan yang akan dilakukan kepada pasien 
  •  Atur posisi pasien setengah duduk ( semifowler ), atau senyaman mungkin dan jaga posisi ETT jangan sampai tertekuk ataupun tercabut
  •  Alirkan NGT
  • Lakukan suction sesuai prosedur. Untuk ETT lakukan suction dengan tehnik tertutup agar ETT selalu bersih sehingga tidak muncul plak pada selang ETT dan untuk mulut gunakan suction dengan kateter no 14
  •  Lakukan pengempesan cuff sesuai prosedur, selanjutnya dilakukan tiap 6 jam
  •  Selalu perhatikan batas pemasangan ETT yang masuk kedalam mulut
  •  Bila plester pada ETT terlihat kotor, gantilah dengan plester hypavix dan  hati-hati jaga agar posisi ETT tidak berubah
  •  Lakukan pergantian posisi ETT ke ujung bibir kanan atau kiri setiap pagi hari ( bila memungkinkan )
  •  Periksa posisi ETT dengan stetoskop, cek kesamaan bunyi napas di paru kanan dan kiri
  •  Amati pergerakan dada pasien untuk mengetahui pengembangan ke dua paru jika ingin mengetahui secara adekuat auskultasi ke dua sisi dada pasien 
  •  Observasi secara teratur kerja dari ventilator serta posisi dari tubing ventilator
  • Jaga level air dan temperatur dalam humidifier agar tetap adekuat ( air dalam humidifier jangan sampai kosong ataupun terlalu penuh )    
  •  Perhatikan secara rutin air yang ada di tubing ventilator, jika water trap sudah terisi air harus segera dibuang
  •  Perhatikan alarm yang berbunyi dari ventilator, segera lakukan tindakan kalau diperlukan
  •  Lakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi secara berkala sesuai   pesanan dokter untuk mengetahui perkembangan pasien
  •  Sebelum dilakukan tindakan/perawatan ini dilakukan dulu tindakan oral higiene.
 Everbuying INT 
               
  Bila tubing sudah harus diganti: (maksimal 2x24jam)
  • Lepaskan sambungan tubing ventilator dari ETT pasien 
  •  Lakukan resusitasi manual dengan ambu bag
  •  Ganti tubing ventilator yang sudah dipakai dengan tubing ventilator yang steril dan lakukan SST dan kalibrasi sehingga mesin ventilator siap pakai kemudian kembalikan seting ventilator ke seting awal
  •  Sambungkan kembali ventilator  ke ETT pasien
  •  Amati setiap perubahan yang terjadi pada pasien dan setting ventilator dan buatlah pencatatan
  •  Perawat melepas sarung tangan dan mencuci tangan
·         
·         
·         
·         
·         


Rabu, 31 Agustus 2016

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILASI MEKANIK / VENTILATOR

Untuk penjelasan tentang ventilator,sudah dibahas pada artikel sebelumnya. Untuk bahasan ini hanya mengulas ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN VENTILATOR, marilah kita cekidottt >>>>





PATOFISIOLOGI
Semua jenis penyakit pada fase berat dapat menimbulkan terjadinya inpending gagal napas atau gagal napas.
Apabila pasien dalam ke adaan ini (klik di sini / pembahasan ventilator) maka dibutuhkan ventilasi mekanik (ventilator).

PEMERIKSAAN PENUNJANG
  1. .Analisa gas darah /AGD serial
  2. Rontgen Thorak serial
  3. Lab : Kultur sensi- spuntum , elektrolit, dll
  4. EKG : 12 lead, Monitor
  5. Pemeriksaan fisik
MANAJEMEN TERAPI
  1. Observasi . Observasi yang paling penting adalah pengawasan perawat terhadap kondisi pasien yang selaras dengan ventilator, tidak ada perlawanan , atau malah tidak adanya hubungan dengan ventilator. VS (Tensi, nadi, irama pernafasan, observasi neurologis) , tiap jam. CVP : tiap 2 jam. Suhu : tiap 4 jam. Observasi ventilator : tiap jam. AGD : minimal tiap hari. Mengobservasi suara paru setiap shift. Balance cairan tiap 2-3jam.
  2.  Suction. Dilakukan untuk membersihkan parudari sekresi-sekresi dan untuk menghindari sumbatan pada tube, hal ini penting! tidak hanya untuk membersihkan sekret-sekret dari paru-paru namun juga untuk mengeck ETT, terrsumbat atau tidak, ini dilakukan minimal tiap 2 jam, atau sesuai kebutuhan. 
  3. Pertukaran gas secara optimal. untuk meningkatkan jalan nafas dilakukan ventilasi pada paru-paru. Posisi yang baik diberikan  adalah posisi semi fowler walaupun ada kontraindikasi, seperti pada pasien cidera tulang belakang. Dengan batuan perawat pasien diberi posisi upright agar paru paru dapat mengembag lebih mudah. Pasien juga memerlukan miring kiri dan kanan untuk membantu kerja paru paru dan mencegah decubitus.
  4.  Kebersihan umum dan perawatan kulit Memandikan pasien, perawatan mulut, perawatan mata, perawatan daerah yg tertekan.
  5.  Emosi. Munculnya perasaan yang sangat menakutkan pada pasin pasien dengan ventilator, hal ini karena pasien tidak dapat bicara, pasien tidak dapat  mengerti dengan baik  karna penyakitnya dan daya ingat pasien kurang baik karena pemberian obat obatan . Perawatlah seharusnya mencoba dan memberikan kenyamanan pada pasien dan selalu menjeaskan apa saja yang sedang terjadi setiap saat.
  6.  Nutrisi.  Untuk mempertahankan kekuatan otot, nutrisi sangat penting bagi pasien dengan ventilator, walaupun keadaan pasien mulai membaik. Jika pasien menggunakan ventilator selama lebih dari 3 hari, pasien sharusnya diberi makanan parenteral atau enteral. Makanan enteral memiliki beberapa keuntungan yang penting dibanding TPN, yaitu :
  •  membantu mencegah stres ulcer
  •  mempertahankan lingkungan
  •  mempertahankan lingkungan GIT yang normal.
  •  Sedikit  menimbulkan infeksi.
Adanya diare sebaiknya di atasi dengan lamonil dan sedapat mungkin kurangi frekwensi pemberian makanan dan mulai kembali pemberian maknan dengan pelan pelan.
7.  Pencegahan komplikasi.
 Mempertahankan jalan napas dg cara :
  • Mencegah extubasi oleh sendiri
  • Mempertahankan posisi kedalaman ETT
  • Humidifikasi yang optimal, untuk mencegah tersumbatnya ETT.
ASUHAN KEPERAWATAN
 

Diagnosa yang lazim muncul, Rencana ,serta intervensi

1. Bersihkan jalan nafas tidak efektif
 Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi  dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.

Tujuan : bersihan jalan napas adekuat.  
Kriteria hasil : 
  • Tidak nampak sesak napas,
  • RR 12-20x/mnt
  • Irama reguler, 
  • Suara paru vesikuler, 
  • Batuk efektif, 
  • tidak ada sianosis.
Intervensi :
  • insersi jalan napas dan sterilisasi
  • manajemen jalan napas
  • kurangi kecemasan
  • manajemen jalan napas buatan
  • pencegahan aspirasi
  • fisioterapi dada
  • ventilasi mekanik
  • weaning ventilasi mekanik
  • terapi oksigen
  • pengaturan posisi
  • monitoring respirasi
  • bantuan ventilasi 
  • monitoring tanda vital
2. Gangguan pertukaran gas
 Definisi : Kelebihan atau kekurangan dalam oksigenasi dan /atau pengeluaran karbondioksida di dalam membran kapiler alveoli.

Tujuan :  analisa gas darah pasien dalam batas normal
Kriteria hasil :
  • kesadaran composmentis kec pada pasien gangguan SSP
  • keluhan sakit kepala dan kelemahan tidak ada
  • PH darah arteri 7,35-7,45
  • PCO2 35-45mmHg, 50-60 pada pasien PPOK
  • PO2 > 80mmHg
  • ekg sinus ritem
  • HR 60-100x/menit
  • RR 12-20x/mnt
  • Tidal Volume 8-10 ml/kg BB
  • tidak tampak sesak napas
  • sianosis tidak ada
  • warna kulit tidak pucat
  • tidak ada keringat dingin
  • tidak ada nasal flaring
Intervensi : 
  • manajemen asam basa
  • monitoring asam basa
  • manajemen jalan napas
  • interpretasi data laboratorium
  • terapi oksigen
  • monitoring respirasi
  • monitoring tanda vital
3. Pola nafas tidak efektif
Defenisi : pertukaran udara inspirasi dan atau ekspirasi tidak adekuat.

Tujuan: Pasien mempertahankan pola napas efektif.
Kriteria hasil :
  • RR 12-20x/menit, irama reguler
  • Tidal volume 8-10ml/kg BB
  • tidak ada penggunaan otot otot tambahan respirasi
Intervensi :
  • manajemen jalan napas
  • Kurangi kecemasan
  • ventilasi mekanik
  • weaning ventilasi mekanik
  • terapi oksigen
  • monitoring respirasi
  • monitoring tanda vital
4. Kerusakan ventilaasi spontan
Defenisi: Penurunan cadangan energi yg dihasilkan dr ketidakmampuan individu utk mempertahankan keadekuatan pernafasan untuk menunjang kehidupan.

Tujuan;  Mempertahan ventilasi yang adekuat
Kriteria hasil :
  •  tidak tampak sesak napas
  • tidak ada penggunaan otot otot tambahan pernapasan
  • pasien kooperatif
  • kelemahan berkurang
  • penurunan metabolisme rate
  • PH arteri darah 7,35-7,45
  • PCO2 35-45mmHg 50-60 mmHg utk PPOK
  • PO2>80mmHg
  • SaO2 95-100%
  • tidalvolume 8-10ml/kgBB
Intervensi :
  •  monitoring tanda vital
  • monitoring respirasi
  • terapi oksigen
  • ventilasi mekanik
  • manajemen asam basa
  • manajemen jalan napas
  • kurangi kecemasan 
  • manajemen jalan napas buatan
  • lakukan tindakan dg tenang
  • fisioterapi dada
  • dukungan sosial
  • manajemen energi
  • manajemen cairan dan elektrolit
  • resusitasi cairan

5. Disfungsi respon penyapihan ventilator.
Definisi : Ketidakmampuan untukmengatur pada tekanan terrendah dukungan ventilasi mekanik saat menjelang dan memperpanjang proses penyapihan.

Tujuan; Pasien dapat dilakukan penyapihan ventilator

Intervensi :
  • manajemen asam basa
  • manajemen jalan napas
  • manajemen jalan napas buatan
  • pencegahan aspirasi
  • ventilasi mekanik
  • weaning ventilasi mekanik
  • bantuan ventilasi
6. Ketidakseimbangan nutrisi
Definisi : Keadaan dimana individu mengalami nutrisi tidak mencukupi kebutuhan metabolik.

Tujuan ; Pasien mempertahankan berat badan dan mendekati berat badan normal

Intervensi : 
  • petunjuk diit
  • manajemen gangguan makan
  • manajemen cairan
  • monitoring cairan
  • manajemen nutrisi
  • terapi nutrisi
  • konseling nutrisi
  • monitoring nutrisi
  • montoring tanda vital 
7. Kerusakan komunikasi verbal.
Defenisi : Penurunan, keterlambatan, dan ketidakseimbangan utuk menerima, memproses, mentransmisi, dan menggunakan sistem simbol simbol.

Tujuan ; Mempertahankan komunikasi dg metode lain

Intervensi : 
  • kurangi kecemasan 
  • keberadaan perawat dekat pasien
  • sentuhan
  • peningkatan komunikasi defisit bicara
8. Nyeri
Defenisi : sensori yg tidakmenyenangkan dan pengalaman emosionsl yg muncul secara aktual, atau potensial kerusakan jaringan .

Tujuan ;  nyeri akan hilang atau terkontrol

Kriteria hasil : 

  •  vas 0 atau 1
Intervensi : 
  • manajemen nyeri
  • pemberian analgetik


9. Resiko cedra
Def : sebagai hasil dari interaksi komdisi lingkungan dg respon adaptip individu dan sumber pertahanan.

Tujuan ; Pasien bebas dari cidera selama terpasang ventilator
  • Intervensi : manajemen jalan napas buatan 
  • pengaturan posisi
 10. Resiko perfusi jaringan tidak efektifDef: penurunan pemberian oksigen dlm kegagalan memberi makan pd jaringan tingkat kapiler.

Tujuan ; mempertahankan haemodinamik distatus mental setabil
Intervensi :  
  • manajemen asam basa 
  • monitoring asam basa
  • manajemen disritmia
  • perawatan emergency
  • manajemen cairan dan elektrolit
  • monitoring cairan
  • manajemen hipovolemik
  • monitoring haemodinamik secara invasif
  • manajemen syok
  • monitoring tanda vital
11. Resiko infeksi
Def : keadaan dimana individu pada resiko tinggi untuk dimasuki organisme patogen.

Tujuan ; pasien tidak mengalami infeksi nasokomial
Intervensi : 
  • kontrol infeksi 
  • pencegahan infeksi 
  • monitoring elektrolit
  • manajeme cairan dan elektrolit
  • manajemen nutrisi
  • pengaturan posisi
  • perawatan luka

12. Resiko ketidak seimbangan volume cairan
Def : Resiko penurunan, peningkatan, atau cepatnya pertukaran intravasekuler , intersisil, dan atau cairan intra selular. Ini berhubungan dg kehilangan cairan tubuh, pertambahan atau keduanya. 

Tujuan ; mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam keadaan normal.
Intervensi :  
  • manajemen cairan dan elektrolit 
  • monitoring elektrolit
  • monitoring cairan
  • monitoring tanda vital

Selasa, 16 Agustus 2016

VENTILATOR / VENTILASI MEKANIK

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online
Pengertian .Ventilator merupakan suatu alat bantu mekanik yang bertujuan untuk memberikan bantuan nafas dengan cara memberikan tekanan udara positif pada paru-paru melalui jalan nafas buatan dan juga merupakan mesin bantu nafas yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi.
 


Tujuan Ventilator antara lain adalah sebagai berikut :
  1. Mengurangi kerja pernapasan.
  2. Meningkatkan tingkat kenyamanan pasien.
  3. Pemberian MV yang akurat.
  4. Mengatasi ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi.
  5. Menjamin hantaran O2 ke jaringan adekuat.

 Dan berikut adalah kriteria indikasi pemasangan ventilasi mekanik
  1. Pasien Dengan Gagal Nafas. Pasien dengan distres pernafasan gagal nafas, henti nafas (apnu) maupun hipoksemia yang tidak teratasi dengan pemberian oksigen merupakan indikasi ventilasi mekanik. Idealnya pasien telah mendapat intubasi dan pemasangan ventilasi mekanik sebelum terjadi gagal nafas yang sebenarnya. Distres pernafasan disebabkan ketidakadekuatan ventilasi dan atau oksigenasi. Prosesnya dapat berupa kerusakan paru (seperti pada pneumonia) maupun karena kelemahan otot pernafasan dada (kegagalan memompa udara karena distrofi otot).
  2. Insufisiensi jantung. Tidak semua pasien dengan ventilasi mekanik memiliki kelainan pernafasan primer. Pada pasien dengan syok kardiogenik dan CHF, peningkatan kebutuhan aliran darah pada sistem pernafasan (sebagai akibat peningkatan kerja nafas dan konsumsi oksigen) dapat mengakibatkan jantung kolaps. Pemberian ventilasi mekanik untuk mengurangi beban kerja sistem pernafasan sehingga beban kerja jantung juga berkurang.
  3. Disfungsi neurologis. Pasien dengan GCS 8 atau kurang yang beresiko mengalami apnoe berulang juga mendapatkan ventilasi mekanik. Selain itu ventilasi mekanik juga berfungsi untuk menjaga jalan nafas pasien serta memungkinkan pemberian hiperventilasi pada klien dengan peningkatan tekanan intra cranial.
  4. Tindakan operasi. Tindakan operasi yang membutuhkan penggunaan anestesi dan sedative sangat terbantu dengan keberadaan alat ini. Resiko terjadinya gagal napas selama operasi akibat pengaruh obat sedative sudah bisa tertangani dengan keberadaan ventilasi mekanik.
Kriteria Pemasangan Ventilasi Mekanik
Menurut Pontopidan (2003), seseorang perlu mendapat bantuan ventilasi mekanik (ventilator) bila :
  1. Frekuensi napas lebih dari 35 kali per menit.
  2. Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2 kurang dari 70 mmHg.
  3. PaCO2 lebih dari 60 mmHg
  4. AaDO2 dengan O2 100 % hasilnya lebih dari 350 mmHg.
  5. Vital capasity kurang dari 15 ml / kg BB.
Mode ventilator 
  1. Mode control (pressure control, volume control, continuous mode). Pasien mendapat bantuan pernafasan sepenuhnya, pada mode ini pasien dibuat tidak sadar (tersedasi) sehingga pernafasan di kontrol sepenuhnya oleh ventilator. Tidal volume yang didapat pasien juga sesuai yang di set pada ventilator. Pada mode control klasik, pasien sepenuhnya tidak mampu bernafas dengan tekanan atau tidal volume lebih dari yang telah di set pada ventilator. Namun pada mode control terbaru, ventilator juga bekerja dalam mode assist-control yang memungkinkan pasien bernafas dengan tekanan atau volum tidal lebih dari yang telah di set pada ventilator. Contoh mode control ini adalah: CR (Controlled Respiration), CMV (Controlled Mandatory Ventilation), IPPV (Intermitten Positive Pressure Ventilation)
  2. Mode IMV / SIMV : Intermitten Mandatory Ventilation / Synchronous Intermitten Mandatory Ventilation. Ventilator memberikan bantuan nafas secara selang seling dengan nafas pasien itu sendiri. Pada mode IMV pernafasan mandatory diberikan pada frekwensi yang di set tanpa menghiraukan apakah pasien pada saat inspirasi atau ekspirasi sehingga bisa terjadi fighting dengan segala akibatnya. Oleh karena itu pada ventilator generasi terakhir mode IMVnya disinkronisasi (SIMV). Sehingga pernafasan mandatory diberikan sinkron dengan picuan pasien. Mode IMV/SIMV diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan tetapi belum normal sehingga masih memerlukan bantuan.
  3. Mode Pressure Support atau mode spontan. Mode ini diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan atau pasien yang masih bisa bernafas tetapi tidal volumnenya tidak cukup karena nafasnya dangkal. Pada mode ini pasien harus mempunyai kendali untuk bernafas. Bila pasien tidak mampu untuk memicu trigger maka udara pernafasan tidak diberikan.
  4. CPAP : Continous  Positif Air Presure.  Ventilator hanya memberikan tekanan positif dan diberikan pada pasien yang sudah bisa bernafas dengan adekuat.Tujuan pemberian mode ini adalah untuk mencegah atelektasis dan melatih otot-otot pernafasan sebelum pasien dilepas dari ventilator. 
Dalam pemberian ventilator juga sebagai tenaga kesehatan tentunya mempunyai beberapa prosedur. Prosedur dalam hal pemberian ventilator sebelum dipasang adalah dengan melakukan tes paru pada ventilator untuk memastikan pengesetan sesuai pedoman standar. Sedangkan pengesetan awal adalah sebagai berikut:

  • Fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 100%
  • Frekwensi pernafasan: 10-15 kali/menit
  • Volume Tidal: 4-5 ml/kg BB
  • Aliran inspirasi: 40-60 liter/detik
  • PEEP (Possitive End Expiratory Pressure) atau tekanan positif akhir ekspirasi: 0-5 Cm, ini diberikan pada pasien yang mengalami oedema paru dan untuk mencegah atelektasis. Pengesetan untuk pasien ditentukan oleh tujuan terapi dan perubahan pengesetan ditentukan oleh respon pasien yang ditunjukkan oleh hasil analisa gas darah (Blood Gas).
Bila selama pengobatan serta perawatan di ruang critical care ini keadaan umum pasien membaik maka akan dilakukan penyapihan pada pasien. Penyapihan ini adalah menurunkan secara perlahan set-set dalam mesin ventilator dan disesuaikan dengan kondisi pasien dan bertujuan agar mesin ventilator itu bisa dilepas dan pasien tidak tergantung kepada mesin ventilator.

Beberapa kriteria pasien penyapihan ventilator adalah :

  • Kapasitas vital 10-15 ml/kg BB
  • Kekuatan inspirasi 20 cm H2O atau lebih besar
  • Volume tidal 4-5 ml/kg BB
  • Frekwensi pernafasan kurang dari 20 kali/menit.
demikian sekilaas tentang ventilator (ventilasi mekanik).