2016

Rabu, 12 Oktober 2016

Pennsylvania father gives 16-year-old daughter heroin that causes her to overdose, authorities say





Kerry Long's daughter survived Saturday only after she was given four doses of naloxone.


(Lancaster Bureau of Police)
Kerry Long's daughter survived Saturday only after she was given four doses of naloxone, a chemical that reverses the effects of the dangerous drug.

A police officer had given her the first dose, Lancaster cops said, and paramedics gave her three additional doses when they arrived.
"That would be a lot," paramedic Luke Dunn, who gave her the final three doses, told NBC 10. "Sometimes it happens that way."

When she regained consciousness, the teen told cops that her father had supplied her with the heroin. She was taken to a hospital for additional treatment and observation, Lancaster cops said in a press release.
"The fact that someone was willing to risk their own life and their child's life is disturbing to say the least,” Sgt. Bill Hickey told NBC 10.
Long, 35, was taken into custody on an unrelated bench warrant. He has been newly charged with aggravated assault, corruption of minors, endangering the welfare of children and heroin possession.
He remains jailed after being unable to post $1 million bail.

Everbuying INT
  Anyone with more information should contact Lancaster police at (717) 735-3301.
With News Wire Services

sumber  http://www.nydailynews.com/news/crime/pa-dad-daughter-heroin-overdose-cops-article-1.2826686

Relaxation Liquid spray (RLs)


Komplementer terapi plus Relaxation Liquid spray (RLs)

RLs atau Relaxation Liquid spray RLs merupakan obat luar yang dapat bermanfaat maksimal apabila dikombinasikan dengan komplementer terapi.
Empat keunggulan RLs yaitu vasodilatator pembuluh darah, mengaktifkan ratusan enzim dalam tubuh, relaksasi otot dan aromaterapi.

RL spray adalah produk luar biasa yg sangat penting dibutuhkan oleh tubuh yang diproduksi berdasarkan berbagai hasil penelitian dan kolaborasi antara perawat dan apoteker.

Membantu mengatasi:
1. cemas
2. panik
3. menurunkan serangan asma
4. sumbatan darah (clot)
5. kolesterol
6. konstipasi
7. radang kandung kemih/cystitis
8. kram v.u
9. depresi
10. kontrol gula darah tinggi
11. kelelahan
12. sakit jantung
13. hipertensi
14. cegah stroke dan kelumpuhan
15. hipoglikemia
16. insomnia
17. batu ginjal
18. migraine
19. gangguan muskuloskeletal
20. masalah syaraf, kram, vertigo, confusion
21. dismenore, infertility, cegah bayi premature, preeklamsi, dan eklamsia
22. osteoporosis
23. sindrom raynaud
24. sindrome kematian bayi mendadak
25. kerusakan gigi
26. keracunan
27. detoksifikasi arsenik dan logam berbahaya lainnya
28. nyeri lutut
29. nyeri sendi saat drive
30. olahragawan (mengurangi kram)
31. penyanyi atau pekerja seni (demam panggung, merelaksasi pita suara dan otot)
32. kesemutan
33. mengurangi ketergantungan obat anti nyeri oral, pada pasien HNP dan menjadi pendamping proses penyembuhan.

Metode / cara pemakaian :
- Semprotkan RLs ke seluruh tubuh dimulai dari daerah sekitar nyeri atau yg ada gangguan.
- ratakan dengan tangan dan tunggu 1 menit supaya meresap ke pori kulit.
- beri terapi komplementer sesuai kebutuhan pasien, pijat/infra red
- semprotkan kembali RLs hanya disekitar bagian tubuh yg nyeri atau tidak nyaman.
- Jadwalkan utk tetap menyelesaikan 1 set terapi (6-12x) dengan intensitas 1 mgg sekali meskipun keluhan sudah teratasi, utk mencegah kekambuhan kembali.
- Selesai

Kontra indikasi:
Jangan lakukan terapi pada pasien dengan hipotensi
Jangan semprotkan pada luka secara langsung

Efek samping:
Sebagian org melaporkan gatal pada kulit, hal ini akan berkurang stelah pemberian ke tiga (rata2).

Perhatian:
Jika ingin diberikan ke wajah utk menghilangkan jerawat atau mengurangi kerutan, encerkan dengan air mineral perbandingan 50:50 akan tetapi semprotkan dulu ke tangan baru dioleskan ke wajah.
Demikian juga jika ingin diberikan utk anak2, perlu diencerkan terlebih dahulu.
Relaksation Liquid

Harga : 125.000/pcs, beli 3 diskon 10%
Berat 100 gram
info pemesanan  phone/sms/wa : 082242343934
Siap kirim ke seluruh nusantara , maupun negri tetangga.

Menyusul info tentang obat herbal lainnya :  Red Gingger7 (RG7), dan Raising Healths (RHs)
info tentang blog bisnis sampingan klik gambar ini

Jumat, 30 September 2016

FOKUS UTAMA (AHA 2015- untuk CPR dan ECC)


Everbuying INT


Pembaruan Pedoman AHA 2015 untuk CPR dan ECC sangat berbeda dengan Pedoman AHA untuk CPR dan ECC edisi sebelumnya
Komite ECC menetapkan versi 2015 ini sebagai pembaruan, yang hanya mencakup topik yang ditangani berdasarkan pemeriksaan bukti ILCOR 2015 atau yang diminta oleh jaringan pelatihan. 
Keputusan ini memastikan bahwa kita hanya memiliki satu standar untuk evaluasi bukti, yakni proses yang dibuat oleh ILCOR. 
Sebagai hasilnya Pembaruan Pedoman AHA 2015 untuk CPR dan ECC 2015 bukan merupakan revisi menyeluruh dari Pedoman AHA 2010 untuk CPR dan ECC (2010 AHA Guidelines for CPR and ECC). 
Versi terpadu tersebut tersedia secara online di


Akan ada banyak sekali perubahan-perubahan terutama untuk kometmen, persiapan yg  matang pembentukan pusat resusiti, (terutamaa/ disarankan pada rumahsakit yg bisa melakukan PCI)
untuk teknis nya juga ada sedikit perubahan, ttg frekwensi dlm CPR, kedalaman CPR. 
Padaa AHA 2015 dilakukan pemasangan/kejut AED dulu, baru CPR( Dewasa) 

LANJUTKAN MEMBACANYA YA, CEKITDOT DI SEDOT ILMUNYA GAN



UNTUK PEMBAHASAN LENGKAP PADA FOKUS-FOKUS TERSEBUT (PERUBAHAN AHA 2015 ) SILAHKAN BUKA PADA LINK  INI (format PDF bahasa inonesia) 
sumber http://eccguidelines.heart.org/wp-content/uploads/2015/10/2015-AHA-Guidelines-Highlights-Indonesian.pdf

Rabu, 28 September 2016

Having More Sex Makes Men More Spiritual, Closer To God

An interesting research has revealed that having more sex increases men's spirituality and belief in God. Apparently, the release of the "love hormone", oxytocin not only promotes social closeness and helps in childbirth, but also triggers increased feelings of religiousness.
 
Reports say that according to the new study by researchers at Duke University, sex can truly be a religious experience, which draws men much closer to God, all thanks to the infamous "love hormone", oxytocin which is usually released during sexual intercourse, childbirth, breastfeeding and increases love and affection.
However, the new study revealed that boosted levels of oxytocin in middle-aged men increased self-reported spirituality and also that this significant effect lasted about a week. For the study, a control group, who received a placebo, did not report an increase in their levels of spirituality. But, those who received the hormone reported more positive emotions during meditation, reported Independent.co.uk.
Patty Van Cappallen, a social psychologist and the lead author of the study said: "Spirituality and meditation have each been linked to health and well-being in previous research. "We were interested in understanding biological factors that may enhance those spiritual experiences," she told the university's newspaper Duke Today. "Oxytocin appears to be part of the way our bodies support spiritual beliefs."
Everbuying INT

Researchers also said that not all of them had previously reported that faith was a part of their lives. They also said that they expressed a feeling of oneness with other people and living things. Daily Mail reported that oxytocin apparently starts positive emotions like as awe, gratitude, hope, inspiration, love, and serenity. However, it was also found that not everyone was affected equally. Researchers said that those with a certain gene called CD38 which regulated its released in the brain had a much more heightened response.
ADVERTISEMENT
Meanwhile, Dr. Van Cappellen also said that an additional study needs to be done with women as the chemical operates differently according to different genders. She added saying: "Spirituality is complex and affected by many factors. However, oxytocin does seem to affect how we perceive the world and what we believe. "Oxytocin's effects on women's spirituality still need to be investigated."

sumber  http://www.scienceworldreport.com/articles/48438/20160928/having-more-sex-makes-men-spiritual-closer-god.htm

Kamis, 22 September 2016

Cuddling Your Cat Can Be Dangerous For Your Health: A Bad News For Cat Lovers

Bad news feline lovers, reports have been scattering that cuddling your cats can do you harm. We all know that pet cat can reduce stress for cat lovers. Research shows that a new disease has been discovered and it may affect the relationship you have with your cats. But can they really do you harm?

A large-scale survey was conducted by doctors from Centers for Disease Control and Prevention in the US. They discovered a cat-borne bacterial disease known as "cats scratch." This disease apparently causes fever, pustules and for some, it may even be deadly.
People get the disease from stray kittens that are more likely infected. It can be transmitted when you are scratched by a cat that has the disease. Not only that, once the cat was infected, you can also be if you don't wash your hands after touching the cat. Infection may be worse if you put your hands in your mouth without cleansing them.
Experts also advise that rough playing and kissing a stray cat should be extremely avoided. Thus, the cat owner should also avoid letting their pets interact with other stray cats because fleas from other cats can also spread the disease, according to The Telegraph.
CDC expert Dr. Christina Nelson said, "The scope and impact of the disease is a little bit larger than we thought, "Cat-scratch is preventable. If we can identify the populations at risk and the patterns of disease, we can focus the prevention efforts."

In line with this, a report by the NHS Choices states that scratches and animal bites are commonly infected. The questions have been running such as people don't know if all the cases have been positively confirmed for it is also possible that some cases are just misdiagnosed as other illness.
For now, cat owners just have to be cautious on dealing with their cats. Diseases these days can come in all sorts of strains and sources. Especially with stray cats, for we don't know how intense the disease they might be carrying.
http://buxp.org/?r=sigitmaridi

source http://www.scienceworldreport.com/articles/47985/20160921/bad-news-cat-lovers-experts-discovered-new-strain-disease-coming.htm

Kamis, 01 September 2016

PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR

PENGERTIAN 

Perawatan pasien dengan alat bantu pernapasan yang bersifat mekanik

TUJUAN
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi

PROSEDUR
Persiapan Alat
·         Hypavix
·         Gunting
·         Satu set tubing ventilator steril
·         Set Intubasi
·         Resusitator manual ( ambu bag )
·         Sarung tangan
·         Stetoskop
·         Cuff Inflator
·         Set suction
·         Kateter suction no 14

Pelaksanaan :

  •  Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan
  •  Beritahu dan jelaskan ( bila pasien sadar ) tentang tindakan yang akan dilakukan kepada pasien 
  •  Atur posisi pasien setengah duduk ( semifowler ), atau senyaman mungkin dan jaga posisi ETT jangan sampai tertekuk ataupun tercabut
  •  Alirkan NGT
  • Lakukan suction sesuai prosedur. Untuk ETT lakukan suction dengan tehnik tertutup agar ETT selalu bersih sehingga tidak muncul plak pada selang ETT dan untuk mulut gunakan suction dengan kateter no 14
  •  Lakukan pengempesan cuff sesuai prosedur, selanjutnya dilakukan tiap 6 jam
  •  Selalu perhatikan batas pemasangan ETT yang masuk kedalam mulut
  •  Bila plester pada ETT terlihat kotor, gantilah dengan plester hypavix dan  hati-hati jaga agar posisi ETT tidak berubah
  •  Lakukan pergantian posisi ETT ke ujung bibir kanan atau kiri setiap pagi hari ( bila memungkinkan )
  •  Periksa posisi ETT dengan stetoskop, cek kesamaan bunyi napas di paru kanan dan kiri
  •  Amati pergerakan dada pasien untuk mengetahui pengembangan ke dua paru jika ingin mengetahui secara adekuat auskultasi ke dua sisi dada pasien 
  •  Observasi secara teratur kerja dari ventilator serta posisi dari tubing ventilator
  • Jaga level air dan temperatur dalam humidifier agar tetap adekuat ( air dalam humidifier jangan sampai kosong ataupun terlalu penuh )    
  •  Perhatikan secara rutin air yang ada di tubing ventilator, jika water trap sudah terisi air harus segera dibuang
  •  Perhatikan alarm yang berbunyi dari ventilator, segera lakukan tindakan kalau diperlukan
  •  Lakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi secara berkala sesuai   pesanan dokter untuk mengetahui perkembangan pasien
  •  Sebelum dilakukan tindakan/perawatan ini dilakukan dulu tindakan oral higiene.
 Everbuying INT 
               
  Bila tubing sudah harus diganti: (maksimal 2x24jam)
  • Lepaskan sambungan tubing ventilator dari ETT pasien 
  •  Lakukan resusitasi manual dengan ambu bag
  •  Ganti tubing ventilator yang sudah dipakai dengan tubing ventilator yang steril dan lakukan SST dan kalibrasi sehingga mesin ventilator siap pakai kemudian kembalikan seting ventilator ke seting awal
  •  Sambungkan kembali ventilator  ke ETT pasien
  •  Amati setiap perubahan yang terjadi pada pasien dan setting ventilator dan buatlah pencatatan
  •  Perawat melepas sarung tangan dan mencuci tangan
·         
·         
·         
·         
·         


Rabu, 31 Agustus 2016

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILASI MEKANIK / VENTILATOR

Untuk penjelasan tentang ventilator,sudah dibahas pada artikel sebelumnya. Untuk bahasan ini hanya mengulas ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN VENTILATOR, marilah kita cekidottt >>>>





PATOFISIOLOGI
Semua jenis penyakit pada fase berat dapat menimbulkan terjadinya inpending gagal napas atau gagal napas.
Apabila pasien dalam ke adaan ini (klik di sini / pembahasan ventilator) maka dibutuhkan ventilasi mekanik (ventilator).

PEMERIKSAAN PENUNJANG
  1. .Analisa gas darah /AGD serial
  2. Rontgen Thorak serial
  3. Lab : Kultur sensi- spuntum , elektrolit, dll
  4. EKG : 12 lead, Monitor
  5. Pemeriksaan fisik
MANAJEMEN TERAPI
  1. Observasi . Observasi yang paling penting adalah pengawasan perawat terhadap kondisi pasien yang selaras dengan ventilator, tidak ada perlawanan , atau malah tidak adanya hubungan dengan ventilator. VS (Tensi, nadi, irama pernafasan, observasi neurologis) , tiap jam. CVP : tiap 2 jam. Suhu : tiap 4 jam. Observasi ventilator : tiap jam. AGD : minimal tiap hari. Mengobservasi suara paru setiap shift. Balance cairan tiap 2-3jam.
  2.  Suction. Dilakukan untuk membersihkan parudari sekresi-sekresi dan untuk menghindari sumbatan pada tube, hal ini penting! tidak hanya untuk membersihkan sekret-sekret dari paru-paru namun juga untuk mengeck ETT, terrsumbat atau tidak, ini dilakukan minimal tiap 2 jam, atau sesuai kebutuhan. 
  3. Pertukaran gas secara optimal. untuk meningkatkan jalan nafas dilakukan ventilasi pada paru-paru. Posisi yang baik diberikan  adalah posisi semi fowler walaupun ada kontraindikasi, seperti pada pasien cidera tulang belakang. Dengan batuan perawat pasien diberi posisi upright agar paru paru dapat mengembag lebih mudah. Pasien juga memerlukan miring kiri dan kanan untuk membantu kerja paru paru dan mencegah decubitus.
  4.  Kebersihan umum dan perawatan kulit Memandikan pasien, perawatan mulut, perawatan mata, perawatan daerah yg tertekan.
  5.  Emosi. Munculnya perasaan yang sangat menakutkan pada pasin pasien dengan ventilator, hal ini karena pasien tidak dapat bicara, pasien tidak dapat  mengerti dengan baik  karna penyakitnya dan daya ingat pasien kurang baik karena pemberian obat obatan . Perawatlah seharusnya mencoba dan memberikan kenyamanan pada pasien dan selalu menjeaskan apa saja yang sedang terjadi setiap saat.
  6.  Nutrisi.  Untuk mempertahankan kekuatan otot, nutrisi sangat penting bagi pasien dengan ventilator, walaupun keadaan pasien mulai membaik. Jika pasien menggunakan ventilator selama lebih dari 3 hari, pasien sharusnya diberi makanan parenteral atau enteral. Makanan enteral memiliki beberapa keuntungan yang penting dibanding TPN, yaitu :
  •  membantu mencegah stres ulcer
  •  mempertahankan lingkungan
  •  mempertahankan lingkungan GIT yang normal.
  •  Sedikit  menimbulkan infeksi.
Adanya diare sebaiknya di atasi dengan lamonil dan sedapat mungkin kurangi frekwensi pemberian makanan dan mulai kembali pemberian maknan dengan pelan pelan.
7.  Pencegahan komplikasi.
 Mempertahankan jalan napas dg cara :
  • Mencegah extubasi oleh sendiri
  • Mempertahankan posisi kedalaman ETT
  • Humidifikasi yang optimal, untuk mencegah tersumbatnya ETT.
ASUHAN KEPERAWATAN
 

Diagnosa yang lazim muncul, Rencana ,serta intervensi

1. Bersihkan jalan nafas tidak efektif
 Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi  dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.

Tujuan : bersihan jalan napas adekuat.  
Kriteria hasil : 
  • Tidak nampak sesak napas,
  • RR 12-20x/mnt
  • Irama reguler, 
  • Suara paru vesikuler, 
  • Batuk efektif, 
  • tidak ada sianosis.
Intervensi :
  • insersi jalan napas dan sterilisasi
  • manajemen jalan napas
  • kurangi kecemasan
  • manajemen jalan napas buatan
  • pencegahan aspirasi
  • fisioterapi dada
  • ventilasi mekanik
  • weaning ventilasi mekanik
  • terapi oksigen
  • pengaturan posisi
  • monitoring respirasi
  • bantuan ventilasi 
  • monitoring tanda vital
2. Gangguan pertukaran gas
 Definisi : Kelebihan atau kekurangan dalam oksigenasi dan /atau pengeluaran karbondioksida di dalam membran kapiler alveoli.

Tujuan :  analisa gas darah pasien dalam batas normal
Kriteria hasil :
  • kesadaran composmentis kec pada pasien gangguan SSP
  • keluhan sakit kepala dan kelemahan tidak ada
  • PH darah arteri 7,35-7,45
  • PCO2 35-45mmHg, 50-60 pada pasien PPOK
  • PO2 > 80mmHg
  • ekg sinus ritem
  • HR 60-100x/menit
  • RR 12-20x/mnt
  • Tidal Volume 8-10 ml/kg BB
  • tidak tampak sesak napas
  • sianosis tidak ada
  • warna kulit tidak pucat
  • tidak ada keringat dingin
  • tidak ada nasal flaring
Intervensi : 
  • manajemen asam basa
  • monitoring asam basa
  • manajemen jalan napas
  • interpretasi data laboratorium
  • terapi oksigen
  • monitoring respirasi
  • monitoring tanda vital
3. Pola nafas tidak efektif
Defenisi : pertukaran udara inspirasi dan atau ekspirasi tidak adekuat.

Tujuan: Pasien mempertahankan pola napas efektif.
Kriteria hasil :
  • RR 12-20x/menit, irama reguler
  • Tidal volume 8-10ml/kg BB
  • tidak ada penggunaan otot otot tambahan respirasi
Intervensi :
  • manajemen jalan napas
  • Kurangi kecemasan
  • ventilasi mekanik
  • weaning ventilasi mekanik
  • terapi oksigen
  • monitoring respirasi
  • monitoring tanda vital
4. Kerusakan ventilaasi spontan
Defenisi: Penurunan cadangan energi yg dihasilkan dr ketidakmampuan individu utk mempertahankan keadekuatan pernafasan untuk menunjang kehidupan.

Tujuan;  Mempertahan ventilasi yang adekuat
Kriteria hasil :
  •  tidak tampak sesak napas
  • tidak ada penggunaan otot otot tambahan pernapasan
  • pasien kooperatif
  • kelemahan berkurang
  • penurunan metabolisme rate
  • PH arteri darah 7,35-7,45
  • PCO2 35-45mmHg 50-60 mmHg utk PPOK
  • PO2>80mmHg
  • SaO2 95-100%
  • tidalvolume 8-10ml/kgBB
Intervensi :
  •  monitoring tanda vital
  • monitoring respirasi
  • terapi oksigen
  • ventilasi mekanik
  • manajemen asam basa
  • manajemen jalan napas
  • kurangi kecemasan 
  • manajemen jalan napas buatan
  • lakukan tindakan dg tenang
  • fisioterapi dada
  • dukungan sosial
  • manajemen energi
  • manajemen cairan dan elektrolit
  • resusitasi cairan

5. Disfungsi respon penyapihan ventilator.
Definisi : Ketidakmampuan untukmengatur pada tekanan terrendah dukungan ventilasi mekanik saat menjelang dan memperpanjang proses penyapihan.

Tujuan; Pasien dapat dilakukan penyapihan ventilator

Intervensi :
  • manajemen asam basa
  • manajemen jalan napas
  • manajemen jalan napas buatan
  • pencegahan aspirasi
  • ventilasi mekanik
  • weaning ventilasi mekanik
  • bantuan ventilasi
6. Ketidakseimbangan nutrisi
Definisi : Keadaan dimana individu mengalami nutrisi tidak mencukupi kebutuhan metabolik.

Tujuan ; Pasien mempertahankan berat badan dan mendekati berat badan normal

Intervensi : 
  • petunjuk diit
  • manajemen gangguan makan
  • manajemen cairan
  • monitoring cairan
  • manajemen nutrisi
  • terapi nutrisi
  • konseling nutrisi
  • monitoring nutrisi
  • montoring tanda vital 
7. Kerusakan komunikasi verbal.
Defenisi : Penurunan, keterlambatan, dan ketidakseimbangan utuk menerima, memproses, mentransmisi, dan menggunakan sistem simbol simbol.

Tujuan ; Mempertahankan komunikasi dg metode lain

Intervensi : 
  • kurangi kecemasan 
  • keberadaan perawat dekat pasien
  • sentuhan
  • peningkatan komunikasi defisit bicara
8. Nyeri
Defenisi : sensori yg tidakmenyenangkan dan pengalaman emosionsl yg muncul secara aktual, atau potensial kerusakan jaringan .

Tujuan ;  nyeri akan hilang atau terkontrol

Kriteria hasil : 

  •  vas 0 atau 1
Intervensi : 
  • manajemen nyeri
  • pemberian analgetik


9. Resiko cedra
Def : sebagai hasil dari interaksi komdisi lingkungan dg respon adaptip individu dan sumber pertahanan.

Tujuan ; Pasien bebas dari cidera selama terpasang ventilator
  • Intervensi : manajemen jalan napas buatan 
  • pengaturan posisi
 10. Resiko perfusi jaringan tidak efektifDef: penurunan pemberian oksigen dlm kegagalan memberi makan pd jaringan tingkat kapiler.

Tujuan ; mempertahankan haemodinamik distatus mental setabil
Intervensi :  
  • manajemen asam basa 
  • monitoring asam basa
  • manajemen disritmia
  • perawatan emergency
  • manajemen cairan dan elektrolit
  • monitoring cairan
  • manajemen hipovolemik
  • monitoring haemodinamik secara invasif
  • manajemen syok
  • monitoring tanda vital
11. Resiko infeksi
Def : keadaan dimana individu pada resiko tinggi untuk dimasuki organisme patogen.

Tujuan ; pasien tidak mengalami infeksi nasokomial
Intervensi : 
  • kontrol infeksi 
  • pencegahan infeksi 
  • monitoring elektrolit
  • manajeme cairan dan elektrolit
  • manajemen nutrisi
  • pengaturan posisi
  • perawatan luka

12. Resiko ketidak seimbangan volume cairan
Def : Resiko penurunan, peningkatan, atau cepatnya pertukaran intravasekuler , intersisil, dan atau cairan intra selular. Ini berhubungan dg kehilangan cairan tubuh, pertambahan atau keduanya. 

Tujuan ; mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam keadaan normal.
Intervensi :  
  • manajemen cairan dan elektrolit 
  • monitoring elektrolit
  • monitoring cairan
  • monitoring tanda vital