ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILASI MEKANIK / VENTILATOR

Rabu, 31 Agustus 2016

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILASI MEKANIK / VENTILATOR

Untuk penjelasan tentang ventilator,sudah dibahas pada artikel sebelumnya. Untuk bahasan ini hanya mengulas ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN VENTILATOR, marilah kita cekidottt >>>>





PATOFISIOLOGI
Semua jenis penyakit pada fase berat dapat menimbulkan terjadinya inpending gagal napas atau gagal napas.
Apabila pasien dalam ke adaan ini (klik di sini / pembahasan ventilator) maka dibutuhkan ventilasi mekanik (ventilator).

PEMERIKSAAN PENUNJANG
  1. .Analisa gas darah /AGD serial
  2. Rontgen Thorak serial
  3. Lab : Kultur sensi- spuntum , elektrolit, dll
  4. EKG : 12 lead, Monitor
  5. Pemeriksaan fisik
MANAJEMEN TERAPI
  1. Observasi . Observasi yang paling penting adalah pengawasan perawat terhadap kondisi pasien yang selaras dengan ventilator, tidak ada perlawanan , atau malah tidak adanya hubungan dengan ventilator. VS (Tensi, nadi, irama pernafasan, observasi neurologis) , tiap jam. CVP : tiap 2 jam. Suhu : tiap 4 jam. Observasi ventilator : tiap jam. AGD : minimal tiap hari. Mengobservasi suara paru setiap shift. Balance cairan tiap 2-3jam.
  2.  Suction. Dilakukan untuk membersihkan parudari sekresi-sekresi dan untuk menghindari sumbatan pada tube, hal ini penting! tidak hanya untuk membersihkan sekret-sekret dari paru-paru namun juga untuk mengeck ETT, terrsumbat atau tidak, ini dilakukan minimal tiap 2 jam, atau sesuai kebutuhan. 
  3. Pertukaran gas secara optimal. untuk meningkatkan jalan nafas dilakukan ventilasi pada paru-paru. Posisi yang baik diberikan  adalah posisi semi fowler walaupun ada kontraindikasi, seperti pada pasien cidera tulang belakang. Dengan batuan perawat pasien diberi posisi upright agar paru paru dapat mengembag lebih mudah. Pasien juga memerlukan miring kiri dan kanan untuk membantu kerja paru paru dan mencegah decubitus.
  4.  Kebersihan umum dan perawatan kulit Memandikan pasien, perawatan mulut, perawatan mata, perawatan daerah yg tertekan.
  5.  Emosi. Munculnya perasaan yang sangat menakutkan pada pasin pasien dengan ventilator, hal ini karena pasien tidak dapat bicara, pasien tidak dapat  mengerti dengan baik  karna penyakitnya dan daya ingat pasien kurang baik karena pemberian obat obatan . Perawatlah seharusnya mencoba dan memberikan kenyamanan pada pasien dan selalu menjeaskan apa saja yang sedang terjadi setiap saat.
  6.  Nutrisi.  Untuk mempertahankan kekuatan otot, nutrisi sangat penting bagi pasien dengan ventilator, walaupun keadaan pasien mulai membaik. Jika pasien menggunakan ventilator selama lebih dari 3 hari, pasien sharusnya diberi makanan parenteral atau enteral. Makanan enteral memiliki beberapa keuntungan yang penting dibanding TPN, yaitu :
  •  membantu mencegah stres ulcer
  •  mempertahankan lingkungan
  •  mempertahankan lingkungan GIT yang normal.
  •  Sedikit  menimbulkan infeksi.
Adanya diare sebaiknya di atasi dengan lamonil dan sedapat mungkin kurangi frekwensi pemberian makanan dan mulai kembali pemberian maknan dengan pelan pelan.
7.  Pencegahan komplikasi.
 Mempertahankan jalan napas dg cara :
  • Mencegah extubasi oleh sendiri
  • Mempertahankan posisi kedalaman ETT
  • Humidifikasi yang optimal, untuk mencegah tersumbatnya ETT.
ASUHAN KEPERAWATAN
 

Diagnosa yang lazim muncul, Rencana ,serta intervensi

1. Bersihkan jalan nafas tidak efektif
 Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi  dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.

Tujuan : bersihan jalan napas adekuat.  
Kriteria hasil : 
  • Tidak nampak sesak napas,
  • RR 12-20x/mnt
  • Irama reguler, 
  • Suara paru vesikuler, 
  • Batuk efektif, 
  • tidak ada sianosis.
Intervensi :
  • insersi jalan napas dan sterilisasi
  • manajemen jalan napas
  • kurangi kecemasan
  • manajemen jalan napas buatan
  • pencegahan aspirasi
  • fisioterapi dada
  • ventilasi mekanik
  • weaning ventilasi mekanik
  • terapi oksigen
  • pengaturan posisi
  • monitoring respirasi
  • bantuan ventilasi 
  • monitoring tanda vital
2. Gangguan pertukaran gas
 Definisi : Kelebihan atau kekurangan dalam oksigenasi dan /atau pengeluaran karbondioksida di dalam membran kapiler alveoli.

Tujuan :  analisa gas darah pasien dalam batas normal
Kriteria hasil :
  • kesadaran composmentis kec pada pasien gangguan SSP
  • keluhan sakit kepala dan kelemahan tidak ada
  • PH darah arteri 7,35-7,45
  • PCO2 35-45mmHg, 50-60 pada pasien PPOK
  • PO2 > 80mmHg
  • ekg sinus ritem
  • HR 60-100x/menit
  • RR 12-20x/mnt
  • Tidal Volume 8-10 ml/kg BB
  • tidak tampak sesak napas
  • sianosis tidak ada
  • warna kulit tidak pucat
  • tidak ada keringat dingin
  • tidak ada nasal flaring
Intervensi : 
  • manajemen asam basa
  • monitoring asam basa
  • manajemen jalan napas
  • interpretasi data laboratorium
  • terapi oksigen
  • monitoring respirasi
  • monitoring tanda vital
3. Pola nafas tidak efektif
Defenisi : pertukaran udara inspirasi dan atau ekspirasi tidak adekuat.

Tujuan: Pasien mempertahankan pola napas efektif.
Kriteria hasil :
  • RR 12-20x/menit, irama reguler
  • Tidal volume 8-10ml/kg BB
  • tidak ada penggunaan otot otot tambahan respirasi
Intervensi :
  • manajemen jalan napas
  • Kurangi kecemasan
  • ventilasi mekanik
  • weaning ventilasi mekanik
  • terapi oksigen
  • monitoring respirasi
  • monitoring tanda vital
4. Kerusakan ventilaasi spontan
Defenisi: Penurunan cadangan energi yg dihasilkan dr ketidakmampuan individu utk mempertahankan keadekuatan pernafasan untuk menunjang kehidupan.

Tujuan;  Mempertahan ventilasi yang adekuat
Kriteria hasil :
  •  tidak tampak sesak napas
  • tidak ada penggunaan otot otot tambahan pernapasan
  • pasien kooperatif
  • kelemahan berkurang
  • penurunan metabolisme rate
  • PH arteri darah 7,35-7,45
  • PCO2 35-45mmHg 50-60 mmHg utk PPOK
  • PO2>80mmHg
  • SaO2 95-100%
  • tidalvolume 8-10ml/kgBB
Intervensi :
  •  monitoring tanda vital
  • monitoring respirasi
  • terapi oksigen
  • ventilasi mekanik
  • manajemen asam basa
  • manajemen jalan napas
  • kurangi kecemasan 
  • manajemen jalan napas buatan
  • lakukan tindakan dg tenang
  • fisioterapi dada
  • dukungan sosial
  • manajemen energi
  • manajemen cairan dan elektrolit
  • resusitasi cairan

5. Disfungsi respon penyapihan ventilator.
Definisi : Ketidakmampuan untukmengatur pada tekanan terrendah dukungan ventilasi mekanik saat menjelang dan memperpanjang proses penyapihan.

Tujuan; Pasien dapat dilakukan penyapihan ventilator

Intervensi :
  • manajemen asam basa
  • manajemen jalan napas
  • manajemen jalan napas buatan
  • pencegahan aspirasi
  • ventilasi mekanik
  • weaning ventilasi mekanik
  • bantuan ventilasi
6. Ketidakseimbangan nutrisi
Definisi : Keadaan dimana individu mengalami nutrisi tidak mencukupi kebutuhan metabolik.

Tujuan ; Pasien mempertahankan berat badan dan mendekati berat badan normal

Intervensi : 
  • petunjuk diit
  • manajemen gangguan makan
  • manajemen cairan
  • monitoring cairan
  • manajemen nutrisi
  • terapi nutrisi
  • konseling nutrisi
  • monitoring nutrisi
  • montoring tanda vital 
7. Kerusakan komunikasi verbal.
Defenisi : Penurunan, keterlambatan, dan ketidakseimbangan utuk menerima, memproses, mentransmisi, dan menggunakan sistem simbol simbol.

Tujuan ; Mempertahankan komunikasi dg metode lain

Intervensi : 
  • kurangi kecemasan 
  • keberadaan perawat dekat pasien
  • sentuhan
  • peningkatan komunikasi defisit bicara
8. Nyeri
Defenisi : sensori yg tidakmenyenangkan dan pengalaman emosionsl yg muncul secara aktual, atau potensial kerusakan jaringan .

Tujuan ;  nyeri akan hilang atau terkontrol

Kriteria hasil : 

  •  vas 0 atau 1
Intervensi : 
  • manajemen nyeri
  • pemberian analgetik


9. Resiko cedra
Def : sebagai hasil dari interaksi komdisi lingkungan dg respon adaptip individu dan sumber pertahanan.

Tujuan ; Pasien bebas dari cidera selama terpasang ventilator
  • Intervensi : manajemen jalan napas buatan 
  • pengaturan posisi
 10. Resiko perfusi jaringan tidak efektifDef: penurunan pemberian oksigen dlm kegagalan memberi makan pd jaringan tingkat kapiler.

Tujuan ; mempertahankan haemodinamik distatus mental setabil
Intervensi :  
  • manajemen asam basa 
  • monitoring asam basa
  • manajemen disritmia
  • perawatan emergency
  • manajemen cairan dan elektrolit
  • monitoring cairan
  • manajemen hipovolemik
  • monitoring haemodinamik secara invasif
  • manajemen syok
  • monitoring tanda vital
11. Resiko infeksi
Def : keadaan dimana individu pada resiko tinggi untuk dimasuki organisme patogen.

Tujuan ; pasien tidak mengalami infeksi nasokomial
Intervensi : 
  • kontrol infeksi 
  • pencegahan infeksi 
  • monitoring elektrolit
  • manajeme cairan dan elektrolit
  • manajemen nutrisi
  • pengaturan posisi
  • perawatan luka

12. Resiko ketidak seimbangan volume cairan
Def : Resiko penurunan, peningkatan, atau cepatnya pertukaran intravasekuler , intersisil, dan atau cairan intra selular. Ini berhubungan dg kehilangan cairan tubuh, pertambahan atau keduanya. 

Tujuan ; mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam keadaan normal.
Intervensi :  
  • manajemen cairan dan elektrolit 
  • monitoring elektrolit
  • monitoring cairan
  • monitoring tanda vital

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan koment dan kritik/saran, mari kita belajar bersama.